Kegiatan MFI yang direkam dalam gambar
Pengesahan UU Perfilman 8 September 2009
DPR-RI, 8 September 2009
Sidang Uji UU No. 8/1992 pasal-pasal tentang Sensor Film
Mahkamah Konstitusi RI, 24 Januari 2008
Mahkamah Konstitusi RI, November 2007
Rapat Pleno 3 MFI
Gedung Oktroi Kemang, 25 Agustus 2007
Audiensi MFI ke Mahkamah Konstitusi (MK)
MK, 9 Mei 2007
Film dan Anak Muda
Gelora Bung Karno, 5 Mei 2007
Rapat Presidium MFI
Aksi Hari Film Nasional
Bundaran HI, 30 Maret 2007
Workshop Kelompok Kerja Kajian MFI
TIM, 16-17 Maret 2007
TIM, 21-23 Februari 2007
Pleno 2 MFI
Manggala Wanabhakti, 19 Februari 2007
Rapat Volunteer Kelompok Kerja
West Pacific, 12 Januari 2007
Penyerahan Piala Citra
Gd Sapta Pesona, 9 Januari 2007
Rapat Pleno Rencana Penyerahan Piala Citra
Nebraska, 8 Januari 2007
Pernyataan Publik dan Pengumpulan Kembali Piala Citra
Teater Kecil TIM, 3 Januari 2007
Rencana Pernyataan Publik dan Pengumpulan Kembali Piala Citra
Tornado, 2 Januari 2007
61 comments
Comments feed for this article
April 12, 2007 at 10:00 am
Nicko Widjaja
Semoga pemerintah kita dapat lebih terbuka mendengar aspirasi-aspirasi MFI, demi perkembangan perfileman nasional yang lebih baik.
Cheers,
April 20, 2007 at 3:51 am
piet
perfileman nasional yang baik itu seperti apa?
May 3, 2007 at 6:02 am
meyiya seki
Maju terus yach.
Lawan pembodohan bangsa!
May 6, 2007 at 12:18 pm
Sigit
Setelah mengemukakan pernyataan tegas kepada pemerintah. Gerakan ini akhirnya akan dibawa kemana atau menjadi apa?jika dirasakan film Indonesia telah menjadi playmaker didunia sinema negerinya sendiri.
Thanks
May 6, 2007 at 4:34 pm
M indra Moelya
Semoga pemerintah indonesia lebih peduli oleh perfilman indonesia
karena film itu merupakan satu wadah apresiasi seni besar yang dapat mengajak bahkan menyadarkan dan membangun bangsa….
dengan membuka sekolah2 film lagi moso seh kita kalah dengan india yang mempunyai sekolah 50 sekolah film dan tetangga kita malaysia ada 4 sekolah film…. apa jangan2 pemerintah takut dengan kritikan dengan membuka sekolah film lagi karena makin buanyak seniman…..hiks3 thanx be 4
May 10, 2007 at 12:19 pm
mecul
salutt..!
May 12, 2007 at 9:57 am
keanne
banyak berkarya aja dech,yang pasti filmnya harus banyak yang nonton ketimbang nuntun yang bikin susah……
May 15, 2007 at 6:03 am
Aveline Agrippina
Dengan pengembalian Piala, semoga pemerintah RI dapat lebih menyadari bahwa film juga sebuah aset yang harus dibudayakan dan dilestarikan. Dengan film juga bisa mendidik generasi bangsa di masa depan dan membentuk generasi yang memiliki jiwa yang baik untuk bangsa.
May 16, 2007 at 8:05 am
lucky
Pemerntah kita memang tidak perduli dengan perfilman sendiri. yg ada mereka peduli dengan anak-anak cucu mereka sendiri yg mau nonton film… mereka diberi uang untuk tiketnya, mobil untuk perginya, uang jajannya, pakaian bagusnya…. dan itu semua dari hasil nyuri uang rakyat… dan ironisnya sebagian diambil dari pajak film (tontonan).
Lihat saja fest film bdg, dana dari pemerintah sangat besar tapi tolong tanyakan pada panitia berapa uang yang sampai ke mereka dan berapa uang dalam kontrak dg pemerintah jabar????
jadi telanjangi dulu koruptor, usut dulu korupsi… baru film indonesia maju
May 17, 2007 at 12:58 pm
Tossa
Tertegun dan salut saya dngn aksi pengembalian piala2 citra itu, sayang jg lho..!! mgkin memang msh membingungkan jg dgn etika utk pembuatan film saat ini di Indonesia, trlepas dr pemahaman arti sebuah film oleh orang2 pembuat film itu sndiri yg menganggap itu lahan gampang cari duit saat ini ( problema sinetron ) bukannya film itu sbg sebuah karya seni (walaupun tidak indah) yg menghibur, membimbing, dan memberi wawasan2 baru bagi masyarakat Indonesia yg selama ini hanya mnjadi pemimpi.
Kuldesak, Pachinko, GIE, Berbagi Suami, 9 Naga…etc bbrpa film yg ingin sy koleksi utk “warisan” anak2 sy nanti.
” that’s what i call a f**kin good movie, dude !! “
May 20, 2007 at 7:03 am
Damar Wijanarko
Melihat MFI beraksi dan bereaksi demi bangsa ini (bukan hanya untuk film), muncul sebersit rasa iri di hati saya.
Kapan saya ikut bergabung dengan mereka?
Kapan saya akan menunjukkan secuil kontribusi bagi film Indonesia?
Pokoke, MAJU TERUS MFI !!!!!!!!!!
Majukan bangsa dengan film !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
May 21, 2007 at 12:43 am
Danni
Pokoknya MFI harus terus berjuang dengan segenap komponen perfilman Indonesia agar film-film Indonesia tidak terpuruk malah bisa berkibar di seantero jagat ini. Jangan hanya film India, Korea, Hollywood aja yang bisa masuk ke Indonesia, tapi film Indonesia juga harus bisa masuk pasar dunia. Go MFI !
DANNI
Sutradara
May 21, 2007 at 9:11 am
Aveline Agrippina
Film merupakan wujud apresiasi bangsa dan menjadi aset terbesar bangsa. Seharusnya kita juga dapat menghargai hasil karya anak bangsa sendiri. Selain itu, pemerintah harus ikut serta memajukan film Indonesia.
Jangan sampai kita mati akan ide dan kebangsaan!
Ini bangsa kita, kita juga berhak melakukan segalanya. Jangan sampai kalah akan segalanya yang telah kita perjuangkan selama ini!
Pemerintah harus tahu hal ini, NASIB FILM INDONESIA BISA DIUBAH JIKA PEMERINTAH IKUT SERTA DALAM PENYELENGGARAAN FILM INDONESIA.
Film Indonesia akan menjadi sejarah dan warisan untuk masa depan.
May 22, 2007 at 2:48 am
Narendra
Maju terus MFI dalam memperjuangkan kemajuan perfilman Indonesia…
May 22, 2007 at 6:34 am
isni
ktnya pEmerintah ingin perfilman indonesia maju,tp kok ga duKung fiLm-film indoneSia.tong ksong tuh,aTau sebernanya pEmerintah mau dUkung kLO dianya sEndri yang jd pEmainnya kUali yaW….
May 22, 2007 at 12:05 pm
masyarakatfilmindonesia
Dear Marsya atau Keira Angelina.
makasih atas emailnya kepada MFI. Saya dan kawan-kawan mohon maaf kalau ada keterlambatan upload foto.
Kebtulan semua orang sedang sibuk dengan pekerjaannya yang shooting, promosi, editing atau lainnya.
Dalam waktu dekat akan kami launch website baru;
SAHABAT MFI
Semua foto akan di upload di sana. Kami akan email anda lagi soal website ini nantinya.
Tapi kalau kamu butuh cepat, mohon kamu segera email saya keterangan dan foto diri kamu.
supaya saya gampang cari foto kamu, karena banyak sekali foto2 dan saya tidak kenal nama. Saya dan teman saya VERO akan coba kirimkan bila kami sudah dapat petunjuk anda itu yang mana. Bisa lewat email juga, atau pos (tapi akan makan waktu). Semoga bisa maklum.
Makasih banyak
salam
Olin Monteiro
relawan POKJA KAMPANYE PUBLIK MFI
May 24, 2007 at 8:42 am
Cahyadiansyah
SALUT MFI………Sudah seharusnya orang Indonesia punya Film yang cerdas dan berbudaya dan sudah sepantasnya juga Film Indonesia dibuat oleh orang film yang cerdas
May 25, 2007 at 4:44 am
sekar
salutt deh buat mfi. keep up the gud work aja. n oh pleaseeeeeeee…jangan biarkan hantu2 itu terus gentayangan di bioskop2 kita..n jangan biarkan juga produser2 bikin film cuma buat ngeruk rupiah aja. share something good buat masyarakat, dongs! thx
gud luck
jiayouuuu!!
May 28, 2007 at 1:46 pm
arick pratama
jangan berhanti tuk perjuangkan film indonesia yang bermutu
May 28, 2007 at 1:49 pm
mmc kendari
jangan jadikan film sebagai alat politik.film untuk rakyat,perjuangkan bioskop di kawasan timur indonesia,salut buat MFI.
May 29, 2007 at 5:24 am
OmFeb
kapan…website sahabat MFi,,,di buka….????
June 6, 2007 at 4:45 pm
kuldesak
Big Saluuut, untuk sebuah langkah awal ini bisa dibilang lompatan, setelah sekian tahun film dimonopoli kekuasaan via lembaga film yang sudah ada, gila gak sampe milih film yang bagus aja harus nurut kata penguasa…..
Btw, mfi memang harus maju dengan konsep yang jelas, it’s ok kalau saat ini masih mengambil prioritas dalam tuntutan, anyway kalo bicara masyarakat film ya berarti termasuk sekian ratus bahkan mungkin ribu crew film yang saat ini masih menjadi sekedar penggembira dan bukan aktor, karena mau tidak mau harus diakui cuma produser, sutradara, dan artis film yang naik daun dan menonjol di mfi.
dan mudah2an tidak terjadi konflik kepentingan di tubuh MFI yang masih sangat muda ini, ex: kepentingan seorang produser film lebih menonjol dan lebih banyak diakomodir daripada anggota yang lain.
dan sebagai sebuah organisasi hendaknya sifat terbuka lebih baik daripada tertutup yang berarti hanya sebatas penandatangan saja, mungkin kalo batasan itu ada di pekerja film atau bukan akan lebih masuk akal, atau diluar penanda tangan bisa terlibat/masuk sebagai anggota dengan catatan sepakat bulat terhadap manifesto mfi….. gitu kali yak…
thk’s lo buat tempat comment nya.
KulDesak…. (awas bukan penggemar miles lho)
June 22, 2007 at 4:20 am
sangkanparan
POLEMIK ini berpengaruh besar terhadap perkembangan perfilman di Daerah. termasuk di CIlacap..tapi ya its ok lah semua bisa diatasi dengan pengarahan dari om Sangkan’s
Karena kami di CIlacap sangat minim Informasi, tolong donk BAGI INFORMASI tentang perkembangan Perfilman di Indonesia, baik itu proses pembuatan Film, rilis, info cassting, sampe Festival..
sebelumnya TERIMAKASIH sekali kalo teman-teman mau berbagi untuk perkembangan komunitas film lokal di daerah.
(insan-Cilacap)
June 30, 2007 at 6:54 pm
manda krisno
saya sebagai masyarakat biasa mengucap salut dan selamat akhirnya…dibatalkan juga…
buat masyarakat film indonesia..!
“UBAH WAJAH BANGSA, DENGAN KAMERA”
July 16, 2007 at 3:35 am
gokil
saya memang tidak tau banyak tentang soal perfilman di indonesia dan saya juga gak tau banyak bagaimana menilai film indonesia yang baik tapi kalau film indonesia mau mau saya selalu mendukung dan yang penting perbanyak sekolah film supaya lebih banyak lagi sineas-sineas muda berbakat
July 16, 2007 at 3:55 am
rian
saya tidak bermaksud mendukung meski saya berniat membantu
saya juga tidak bermaksud melawan meski saya berniat memberontak
entah kenapa saya selalu berkata “no…coment” kalau di tanya soal film indonesia.
mungkin karena mutu film indonesia yang kurang jelas meski banyak yang bilang itu sudah jelas
mungkin karena pemerintah yang kurang memberikan fasilitas meski mereka berdalih “kalau negara kita kurang apa lagi !”
entah sampai kapan matahari bersinar meski senja tlah menjemputnya
entah sampai kapan masyarakat film indonesia bisa bergema dan berjaya meski kebuntuan hampir menyelimuti asa dan harapan
hidup masyarakat film indonesia
bersinarlah seperti zat yang bersinar
berjayahan seperti zat yang tak punya kelemahan
cobalah berteriak meski tak punya pita suara
cobalah berlari meski tak punya sepasang kaki
rian_dhezt
August 24, 2007 at 2:15 pm
gendon
gw sepenuhnya dukung perfilman indonesia apapun yg terjadi gw pasti dukung,asalkan memang mendidik masyarakat kita khususnya yg menyukai film…adiosss…
October 22, 2007 at 3:31 pm
Andi Achmad Manoppo
Ayo, mari kita bangun perfilman indonesia….!
November 11, 2007 at 4:46 pm
CJdIVe
stop globalisasi yang sebenarnya identik dgn “goblikisasi”…
yaitu sebuah penjajahan dalam bentuk baru,
tidak lagi fisik…!?
melainkan melalui seni, budaya, ideologi otak, bahkan agama yang kesemuanya itu telah “mereka” acak-acak dan adu domba satu dengan lainnya.
secara pribadi saya sangat mendukung bentuk persatuan ini, dan apabila dibutuhkan saya pun insya Allah akan siap membantu di kapasitas saya selaku seorang broadcaster.
jazzakumullah khairan,
wassalam.
~CJdIVe~
November 14, 2007 at 3:25 pm
sonny
maju terus perfilman nasional..hidup perfilman indonesia..!!!
November 23, 2007 at 7:08 pm
didi
JANGAN KEBANYAKAN FILM-FILM HANTU, GENDERUWO, JIN, SETAN, SUNDELBOLONG DONG. NGGA MUTU BANGET!! EMANG NGGA ADA TEMA LAIN YANG BISA DIJUAL DI INDONESIA. MASAK KREASINYA HANYA SEBATAS ITU AJA?? Indonsesia khan kaya akan berbagai khazanah budaya, tradisi, seni, alam yang bisa diangkat ke dunia film. apa karena kita ngga punya “orang pribumi|” yang bisa membuat film yach??? salut dach buat film-film non horor, ini baru bener-bener orang film made in indonesia.
maju terus film indonesia!!!!
November 29, 2007 at 5:59 am
erbanks
banyak tema yang bisa diangkat ke layar lebar, terus berjuang untuk film Indonesia yang berkwalitas………..
December 5, 2007 at 9:40 am
Ramy ramy
Bravo perfilman Indonesia…
Gebrakan yang kalian buat hebat sekali, hingga pada semua mata tertuju kepada gerakan yang kalian buat..
Tetap Berkarya Cineas Muda Indonesia maju terus…
Be Inspired.. Be the leading of New Season..
December 14, 2007 at 3:25 am
kCiL
sEkRan9 mAh hAntu2 b’9Entan9an dBiOskOp y
tRus y9 maN99iLnya bKan dKUn,mElaiNkan ‘sUtRadaRa2’
tp tUk
CinEas mUda IndOnesia y9 cErdas,j9An sMpe iKut2 y
mEsKipUn se2Oran9 n9sih dAna y9 9UeeeeeeeeedE pIsan.
December 17, 2007 at 8:00 am
Andi Galunk
Semoga aspirasi yang datang dari masyarakat film nantinya tidak hanya karena mau tenar, tapi bebar2 untuk kemajuan perfilman indonesia ke depannya. Karena kalau tidak kita yang mulai siapa lagi, dan nantinya akan diteruskan oleh anak2 sebegai penerus bangsa. Sejarah jadikan refrensi tapi bukan untuk memojokkan sesorang atau perbuatan. Hanya satu kata untuk yang tidak perduli dengan kemajuan perfilman indonesia, L A W A N ! ! !
December 17, 2007 at 8:08 am
Wonk Medan
Kritik untuk film yang tidak mengutamakan original. Memang masyarakat indonesia sekarang lagi butuh hiburan yang benar2 menghibur, tapi kalau bisa jangan terlalu terlarut dengan cara menghipnotis dengan film2 yang paranoid. Usulan kita seh… semoga film maker bisa memberi hiburan yang menghibur dan pendidikan atau pesan yang kuat untuk kecerdasan atau mengingatkan kita untuk masyarakat yang cerdas. Thanks!
December 20, 2007 at 4:10 am
fawzi
wah…….. seneng bgt masyarakat film indonesia punya situs resmi, sumpah aku baru yau sekarang. aku salah satu penggemar film apalagi film indonesia tapi jujur aku sangat prihatin sekali dgn kondisi perfilman kita saat ini, apalagi dgn banyaknya film2 horor yg bergentayangan di bioskop2 tanah air. Aku disini mau bertanya :
1. Apakah sineas2 muda indonesia sudah kehabisan kreatifitas untuk membuat film2 yg baik dan berkualitas untuk para penonton? jangan hanya mengejar pasar dan keuntungan saja donk!!! kapan perfilman kita mau maju kalau cuma bikin film yg nakut2yin doank!!!emangya tema film cuma setan2an mulu ya!!! CAPE DEH………………….!!!!!!!!!!!
jujur nih ini adalah unek2 saya yg dah lama di pendem dan baru bisa diaspirasikan sekarang, SALAM BUAT SEMUA ANGGOTA MFI
” MAJU TERUS PERFILMAN INDONESIA !!!!!!!!!!! “
December 28, 2007 at 2:30 am
tria
halloww………………………. sumpah gw kaget bener deng, liat para hantu pada jadi artis ngedadak di bioskop2 indonesia!!! wah!!! hebat neh ada kemajuan pada perfilman indonesia ternyata yg pada maen film bukan cuma manusia aja???!!!! kamarana atuh?????
Kemaren gw sempet denger katanya persentasi film horor di taun 2008 mulai berkurang ya?? ya kalo bener syukur alhamdulillah….. berarti para film maker indonesia udah mulai memperhatikan kualiatas bukan untung semata.
eh gw mau nitip salam sama mas Hanung Bramantyo coz, dia salah satu sutradara favorit gw, eh ya mas Hanung di tunggu film barunya yg pasti berkualiatas!!!
” SAYA PEDULI FILM INDONESIA & MAJU TERUS PERFILMAN INDONESIA..!! ”
SALAM UNTUK SEMUA MASYARAKAT FILM INDONESIA…………!!!!!!!!!!!!!
December 31, 2007 at 8:59 am
reza hutomo
SALUT TO FILM INDONESIA yang sekarang udah bangkit lagi…… (setan kali bangkit….) tapi gue mo sedikit protes, mudah2n para masyarakat film indonesia mo ngedenger uneg2 gue sebagai orang awam/ masyarakat biasa ini yang menginginkan film indonesia terus maju dikemudian hari.
baca ya :
1. Kalo bisa film indonesia (yang layar lebar tentunya) jangan terlalu cepet di tayangin di televisi. Jadi klo bisa suatu film stelah beredar di biokop +- setahun kemudianlah baru ditayangin di TV-TV, Lha ini….. baru 5 bulan stelah beredar di bioskop2 langsung ada di TV, lha mendingan nunggu aja di TV dari pada ke bioskop (iya toh……), persetan dengan udah basi tuh film dan ditambah kepotong iklan. Iya kan…. jadi klo bisa agak lama lah klo mo di setel di TV.
2. VCD atw DVD khususnya FILM INDONESIA klo bisa diturunin harganya, soalnya gw baru2 ini ke glodog ada banyak lagi film2 indonesia bajakan, seharga 5000perak. malah ada film yang blm kluar vcd/DVDnya eee…… di glodog udah ada. MOHON ada tindakan dari pihak2 terkait ya…. agar nggak ada lagi VCD/DVD bajakan film indonesia. Dan klo menurut saya ya itu tadi TURUNIN HARGANYA. SUMPAH DEH……!!!
3. Terserah mo bergenre apaan, drama kek, komedi kek, horor kek, yang penting film indonesia bermutu, mendidik dan ada pesan moralnya. (tapi kayaknya film horor ngg ada deh ke3 unsur itu). 🙂
4. Pro kontra apalah, gw ngg jelas gitu nontonnya di infotainment tentang FFI, mudah2an cepet bersatu ngg ada lagi perselisihan di dalamnya. Dan klo bisa FFI ditayangin di luar negeri. biar luar negeri tau bahwa Indonesia kaya akan film2 bermutu.
4. TERUS MAJU PANTANG MUNDUR BUAT PERFILMAN INDONESIA !!!
January 4, 2008 at 2:00 am
evi
semoga dengan adanya wadah baru di dunia perfilman indonesia, bisa membawa angin segar bagi kami anak muda,terutama kami yang ada di daerah.saya sangat sangat senang sekali karena sekarang para sineas-sineas tanah air kita sudah banyak melahirkan karya-karya yg patut di acungi jempol.harapan saya semoga wadah atau organisasi film ini bisa tetap eksis.SEMANGAT dan juga bisa memberikan kami kesempatan untuk bisa belajar film lebih serius lagi bukan hanya sebagai penikmat karya kalian tapi juga bisa menjadi setidaknya menelurkan karya seperti kalian.saya belajar menulis skenario mulai masuk bangku kuliah tapi sampai sekarang cuma bisa saya baca sendiri, saya berharap dengan adanya MFI ini tidak mengkerdilkan kami yang masih pemula dalam berkarya di bidang film.saya mau nanya dimana saya bisa mengirimkan karya saya setidaknya untuk memperoleh komentar?agar saya bisa memulai sebuah jiwa yang terkungkung atas ketidakPDan karya saya yaitu berkarya untuk bangsa lewat media film
January 5, 2008 at 3:36 am
adrianus
Film itu untuk di tonton bukan di potong- potong…..
Badan Sensor adalah Pembunuh Karya anak bangsa
waspadalah!!!
January 11, 2008 at 2:16 am
angel
Satu kalimat untuk MFI : “SOK TAHU”
Saya sarankan buat saja film yang baik, box office, disukai penonton.
Karena dengan adanya lembaga sensor atau apapun, itu hanya tantangan saja.
Ini sekedar bukti kretifitas anda “mentok”.
Lihat film indonesia / holywood pun banyak yng bagus dengan menaati peraturan lembaga sensor / norma / agama.
Salam kenal
January 12, 2008 at 10:12 am
Rosa
Salutt…
Salutt….
Salutt….
Pokoknya MFI ku dukung sepenuh hati!!!!!!
Cheers up!!!
January 16, 2008 at 2:22 pm
efrat
Memang uadah banyak film indonesia yang tayang d’bioskop-
Tapi film’nya rata2 horror, cinta2’an, komedi romantis,,,,
Kapan dong buat film action yang OK punya????
emang sih biaya’nya banyak????
January 18, 2008 at 5:24 am
Yunanhelmy Balamba
Salut atas perjuangan Masyarakat Film Indonesia. Saatnya bergerak bersama untuk kemajuan film nasional. Untuk memperkuat kelembagaan dan spirit kemajuan film indonesia, sudah saatnya pula MFI membangun jaringan kelembagaan di tingkat daerah sebagai media pembelajaran dan pemahaman bagi masyarakat untuk memajukan film Indonesia. Salut.
January 19, 2008 at 6:54 am
fawzi
ini comment saya yg kedua, saya mau nanya neh ke mbak Nia Dinata atw siapa aja lah yg bisa jawab pertanyaan saya. saya sebenernya kurang mengerti tentang masalah di tiadakannya sensor film di indonesia.
saya ingin bertanya apakah maksud MFI itu dgn ditiadakanya sensor tapi peraturan di bioskop itu diprketat dgn tidak boleh anak di bawah 17 thn untuk nonton film yg diperuntukan usia 17+, atau apa???
saya setuju aja kalo sensor di tiadakan tapi kan negara kita negara yg mayoritasnya umet muslim, kecuali pemerintah dan pengelola bioskop bersikap tegas dalam menetapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan anak di bawah usia 17 thn nonton film dewasa, misalnya tiap ada anak sekolah harus menunjukan KTP / kartu pelajarnya dan dilihat taun kelahirannya ataw apalah.
eh, ya kalo yg menjadi anggota MFI itu harus orang2 yg pekerjaanya berhubungan dgn film aja ya, kalo jurnalis / wartawan bisa ?????
soalnya suatu saat nanti gw pengen jadi anggota MFI kalo udah lulus sekolah, tapi jurusan gw broadcast kira2 bisa gak ya ?????!!!!!!!!!!!!!!
January 25, 2008 at 12:23 pm
Krisno
Ini seperti orang baru belajar beladiri. Baru bisa dikit udah belagunya minta ampun. Kalau filmnya baik dan mendidik saya rasa gak perlu takut sensor. Sok barat sih, atas nama kreatifitas maka dibuatlah adegan2 ciuman bibir, bercinta, telanjang, ngedrugs, sakaw,…vulgar lagi. Maaf ya kalau cuma mau lihat gitu sih to the point aja nonton bokep. Gak usahlah atas nama kreatifitas. Itu namanya miskin kreatifitas, bung! Lihat film Jepang, tanpa sok suci, banyak bahasa simbol yang indah. Saran saya banyak belajar bahasa visual.
January 25, 2008 at 1:53 pm
Prima Rusdi
Saudara Fauzi yth,
Terima kasih atas e-mail Anda. MFI bukanlah sebuah organisasi melainkan gerakan keperdulian. Jadi siapapun yang perduli dengan perfilman Indonesia, apapun latar belakangnya, kami terbuka menerima dukungan Anda.
Bagi kami perlindungan hak saat mengkonsumsi informasi adalah kewajiban seluruh anggota masyarakat. Jadi, bila berlaku sistem klasifikasi maka pekerja film, pengusaha bioskop, penonton dan juga para orang tua penonton yang berusia remaja (apalagi anak-anak) di bawah umur justru akan punya tanggung-jawab lebih besar. Pengusaha bioskop yang meloloskan anak-anak di bawah umur dan membiarkan anak-anak ini menonton film yang tidak diperuntukkan bagi anak-anak, bisa dikenakan sangsi hukum.
Pemberitahuan soal klasifikasi film haruslah sedini mungkin. Artinya, seperti kita mengkonsumsi rokok, jelas di bungkus rokok tertulis dampak yang bisa timbul bagi konsumen yang merokok. Demikian pula penerapan pada film. Bila film itu diperuntukkan bagi penonton remaja, misalnya, haruslah sudah tercantum di poster. Jadi jauh sebelum penonton membeli tiket, mereka sudah terinformasi apakah film itu cocok baginya atau tidak.
Mudah-mudahan cukup menjelaskan.
Salam hormat.
January 27, 2008 at 5:53 am
GEDE"PESUT"
Semalam, tepatnya dini hari sekitar jam 01.30an mungkin secara tdk sengaja gue mindahin channel ke METRO TV kemudian ada gambar ktr lembaga sensor film Indonesia, lantas Ibu ketua tukang”gunting” alias sensor ibu Titi Said, berbicara konteksnya tentang perjuangan kita tmn2 MFI dia berkomentar kenapa film Indonesia disensor, karena kata beliau jika di film Indonesia ada adegan senggama, yang aktor atau aktris serta sutradaranya orang indonesia maka rakayt kita belom bisa menerima, tidak etis katanya…hahahaha gue ketawa-tawa denger dan lihatnya. Kalo menurut gue sih kata2 si ibu bisa gue putar balikan berarti kalo si aktor atau aktrisnya serta sutradaranya bukan orang Indonesia boleh dong alias menjadi halal tidak perlu disensor..hahahaha. Kalo gitu secara bodoh-bodhan bisa aja dong bikin film kayak gitu asal pemain dan sutradaranya orang asing, hahahaha…
tapi terlepas dri semua gue tetap dukung perjuangan ini. semoga MASAYARAKAT KITA BISA MELIHAT SEMUA INI TANPA DASAR SEBUAH KEYAKINAN ALIAS MENGATASNAMAKAN SEMUA DENGAN AGAMA! KEPARATLAH SEMUA ORANG YANG MENGHALAKAN SEBUAH PERJUAN GAN ATAS DASAR AGAMA!!!!!
SALAM PERJUANNGAN ! JANGAN LUPA TGL 6 FEB 2008 KITA DATANG LGI DI MAHKAMAH KONSTITUSI MELAWAN PARA BADUT PEMERINTAH! HAHAHAH
February 7, 2008 at 7:13 pm
yudi
MAju terus perFilman indonesia….
February 7, 2008 at 8:45 pm
e-juh
MFI tuh!Pejuh nu ngarumbay!
liat film IRAN dong!
dateng ke Indonesia ttp bagus tuh!
February 7, 2008 at 8:50 pm
o-juh
buat para sineas jangan pgn ikut2n diekspos di infotainment dong!
buat film yang bagus aja dulu!
oya!Nicholas Saputra Sucks malah minggat!
February 9, 2008 at 4:06 pm
raf03
model sensor diganti sama klasifikasi film??
yakin bakal efektif??
berani jamin kalo tidak akan ada penyelewangan??
kalau sampai ada anak di bawah umur yang bisa nonton film klasifikasi dewasa (lewat VCD Bajakan kek, donlod di internet kek..) berani tanggung jawab??
yang namanya aturan dan larangan emang gak enak.. enaknya emang ngelanggar aturan, atau kalau bisa sekalian aja aturannya diilangin..
tapi sadar nggak sih? aturan itu dibuat untuk kebaikan kita juga kok.. sensor film tujuannya juga untuk melindungi..
kalo adegannya gak bermasalah, kenapa harus takut disensor??
kalo emang ada adegan gak bermasalah tetap disensor, ya silakan gugat anggota tim sensornya, bukan menggugat keberadaan lembaga sensornya..
tapi kalo emang adegannya bermasalah.. ya jangan kebanyakan protes dong kalo ga lolos sensor..
ingat dong mas-mas & mbak-mbak..
yang punya hak atas suatu film itu bukan cuma kalian-kalian yang ada di balik proses produksinya..
kami-kami yang jadi konsumen juga punya hak..
dan salah satu hak kami sebagai konsumen adalah dilindungi dari adegan2 yang memang tidak pantas untuk ditonton..
February 14, 2008 at 11:22 am
Tukang Sayur
@raf03
mas.. mas.. pertanyaannya mbok ya yg intelek napa.
“model sensor diganti sama klasifikasi film??
yakin bakal efektif??
berani jamin kalo tidak akan ada penyelewangan??
kalau sampai ada anak di bawah umur yang bisa nonton film klasifikasi dewasa (lewat VCD Bajakan kek, donlod di internet kek..) berani tanggung jawab??”
Mas.. mas.. kok gak sekalian sih bilang gini “Tuhan ngapain ngelarang-ngelarang orang mencuri? berani jamin kalo gak ada penyelewangan?berani tanggung jawab?”. Trus ada yg mencuri, siapa mas yg bertanggung jawab? Tuhan? jawab ndiri aja mas…
Misal anak sampeyan maen internet, trus buka website dewasa, moso sih si pembuat web sites yg musti tanggung jawab? mustinya ya sampeyan yg tanggung jawab mas, kenapa anak sampeyan sampe bisa buka website dewasa, bukan lalu nyalahin orang lain. Lucu mas sampeyan… asli
“ingat dong mas-mas & mbak-mbak..
yang punya hak atas suatu film itu bukan cuma kalian-kalian yang ada di balik proses produksinya..
kami-kami yang jadi konsumen juga punya hak..
dan salah satu hak kami sebagai konsumen adalah dilindungi dari adegan2 yang memang tidak pantas untuk ditonton..
walah ini lagi tambah aneh. Udah jelas ada tulisan klarifikasi 18 Tahun keatas. Kalo sampeyan belum 18 Tahun ya jgn nonton mas, sadar diri, jgn dilangar. Tapi kalo sampeyan mau ngelanggar ya monggo tapi jgn salahin orang lain. Lagian gak pernah ada paksaan untuk menonton film kan? gak suka? ya gak usah nonton mas ngapain dipaksain kalo cuma buat nyari sensasi. Gitu aja kok repot!!!
Sampeyan konsumen kan mas, nah sebagai konsumen sampeyan yg musti selektip. contoh ya: Udah tau racun tikus, sampeyan tetep makan, trus ntar sekarat nyalahin orang ” woy pabrik racun tikus… kami konsumen punya hak, jadi jgn bikin kami mati”. Lha racun tikus buat tikus kok sampeyan makan, itu kan buat konsumsi tikus, gak tau lagi sih kalo sampeyan tikus…. :p
February 20, 2008 at 7:35 am
you21
@Tukang Sayur:
Waktu anda kecil, sering dimarahi/dilarang orang tua nggak? Atau orang tua anda hanya diam saja dan hanya memberi tahu bahwa kenakalan anda (yang masih kecil) itu tidak baik?
Yang jelas, dulu saya anak bandel yang sering sekali dimarahi karena saya makan mie instant hampir 2x setiap hari, dan orang tua saya kemudian memboikot semua mie di rumah saya.
Dulu saya sebel&kesel, tetapi sekarang saya sadar bahwa itu untuk kebaikan saya, karena saya sekarang sudah lebih dewasa dibanding saya 10 tahun yang lalu. Sedangkan menurut saya bangsa Indonesia masih belum siap untuk di’lepas’ tanpa sensor dari LSF.
Contohnya larangan merokok di tempat umum, sampe sekarang masih banyak koq yang merokok di bis dan mengganggu penumpang lainnya. Gimana dengan larangan menonton blue film? Mungkin kalo ada denda RP 10jt baru dituruti, itu pun kalau tidak ada uang ‘damai’.
Tuhan memang melarang orang mencuri, makanya orang mencuri tidak langsung ‘lepas’ begitu saja, ada yang namanya ‘adzab’ dunia dan akhirat. Tuhan bertanggung jawab dengan menyediakan neraka, negara bertanggung jawab dengan menyediakan penjara.
Orang luar negeri aja rata-rata memiliki program sensor website yang dipasang di komputernya, untuk menghindari anak2nya membuka website porno.
Kebanyakan pesawat TV luar juga memiliki metode auto-sensor sendiri sehingga hanya pemegang password (alias orang tua) yang bisa menonton acara-acara dewasa.
Trus, kalau racun tikus memang didesain untuk ‘membunuh’ tikus, kalau film porno untuk membunuh moral dong?
February 25, 2008 at 10:59 am
rahadian p. paramita
keep fighting!
March 3, 2008 at 3:26 am
adriyanto
masalahnya film itukan menyangkut manusia dan semua sisi kehidupannya. di dalam rumah saja jika orang tua ingin sekadar berciuman, harus sekadar bersembunyi dari anak-anaknya, apalagi jika itu adalah sebuah film yang di tonton oleh semua yang memiliki penglihatan untuk menontonnya. jujur saja jika kita memiliki anak dan memiliki sebuah video player, kita tidak mungkin menyimpan player itu terus menerus, ada saatnya kita lengah dan membiarkan anak kita menonton film yang tidak di sensor.
kalau masalah vcd porno yang beredar di masyarakat, itukan masalah sosial, yang penting pemerintah sudah berusaha mencegah, walaupun kelihatannya kurang berhasil. mungkin hal ini karena technologi digital yang berkembang begitu cepat. seharusnya jika ingin protes protes kepada produsen alat-alat digital yang begitu giatnya mengembangkan hingga melupakan masalah moral (kalau bisa stop impor/produksi digital player). jaman dahulu bawa kaset porno 5 saja harus bawa tas besar, tapi sekarang bisa hanya di kantong celana yangagak besar.
intinya jaman sekarang itu mencari kerja itu susah, bagaimana nasib para anggota lsf jika lsf di bubarkan, tidur dimana mereka. apalagi lsf itu sebuah organisasi, yang mempekerjakan banyak orang. kasihan kalau mereka harus berkkn di tempat lain lagi.
jadi kalau bisa jangan di bubarkanlah, sebaiknya di perbaiki dengan mengundang perwakilan masyarakat film dalam menentukan adegan yang ada baiknya di potong. jadi semua bisa akur, tapi jangan lantas membuat film yang berdada ria seperti tempo doeloe tahun 1990an.
semoga film indonesia makin jaya.
March 5, 2008 at 9:01 am
putri
Untuk para sineas – sineas, bikin filmnya jangan cuma modal serem aja ya, tapi pikirin juga jalan cerita yang bener yang bisa bikin orang ‘ketika keluar dari bioskop, ada cerita yang nggak bisa lepas, jangan cuma muter film yang cuma mentingin material’.
OK !! Tapi pokoknya acungan 4 jempol deh buat para pembuat film. Putri berdoa semoga film yang kalian (sineas) bikin bisa masuk dalam piala OSCAR dan bisa MENANG.
Amin……………………………
PoE_tHRee 🙂
Yang Selalu Mendukung Film Indonesia
March 19, 2008 at 5:13 pm
Lenny
saya yakin perjuangan teman-teman MFI masih panjang. Pasalnya sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada dalam pemahaman bahwa sensor berarti ‘melindungi’. Kebanyakan penonton belum bisa terbuka pada pemahaman bahwa setiap adegan diciptakan demi kesinambungan cerita, demi tersampaikannya pesan dari film itu sendiri. Memang tidak semua film memiliki maksud baik seperti itu. beberapa film yang ,maaf, ‘kacangan’, sengaja memasang adegan-adegan terlarang demi sensasi dan promosi. Karena itulah klasifikasi diperlukan. beberapa kali saya melihat ABG-ABG usia SMP menonton film yang kategorinya remaja atau 18thn keatas. Miris juga saya, saat melihat petugas ticket dengan mudah membiarkan abg2 itu masuk dan menonton film dewasa. Bukan adegannya dipotong, tapi pengklasifikasian filmnyalah yang harus dipertegas. dan semua pihak harus mau bekerjasama. Mulai dari sineas, produser, pihak teater, penjaga tiket, semuanya. Jangan biarkan film Indonesia hingar bingar hanya sebatas sensasi, tapi bersama-sama kita jaga mutu dan kualitas film Indonesia. demi generasi kita nantinya juga kan?
Keep Fighting!!
March 28, 2008 at 8:00 am
Jaka Septiadi
masih inget nggak sama aku?? (sukur deh kalo iya)
pokoknya ultimatumnya gini aja deh:
“silahkan aja LSF dengan semena-mena motong, nyensor, nge-cut, ngancurin adegan yg ada di film bikinan org2 MFI karena ‘adegannya sangat tak bermoral dan tidak sesuai dengan moral bangsa Indonesia yang masih culun’, tapi syaratnya FILM-FILM PEMBODOHAN MASSAL YANG DIBUAT HANYA BERDASARKAN PERHITUNGAN PENGEMBALIAN MODAL YANG MENGUNTUNGKAN semacam (yg ini tanpa sensor) HANTU AMBULAN-CE’, EKSKUL, FILM HORROR, KESURUPAN, BABI NGEPET, TEROWONGAN CASABLANCA, BUTTERFLIES, THE SOUL dan karya-karya PUNJAbaBI lainnya HARUS DILARANG BEREDAR DI BIOSKOP.”
dan satu lagi, aku masih lucu aja baca commentnya you21 dan “mas” raf03. pokoknya lucu aja, kok masih ada orang sebego kalian berkeliaran di webpage ini, kalau mo ngomongin moral, pastikan anak-anak kalian terbebas dari namanya sinetron, yg juga akan membodohkan moral anak-anak kalian… (namun sayangnya sinetron ini tak disensor oleh LSF padahal yang mengatur peredaran sinetron di televisi juga LSF lho)
September 21, 2008 at 1:53 pm
helmi
LSF gila!! hapus aja tuh sinetron2 di Tv,pembodohan masal,tontonan gratisan,acting murahan,dialog ga pentink,cengeng,menjual tangisan mulu…..gda pesan yg tersampaikan!! apa lagi tuh sinetron2 horor,makin ga pentink!! buat penonton tv juga jgn pda ndeso2 donk…..!! carilah hiburan yg berkualitas tontonlah film2 bukan sinetron ….MAJU TERUS BUAT MASYRAKAT FILM INDONESIA!! HANCURKAN TAYANGAN PEMBODOHAN!! BUAT LSF;NDESO AMAT SIH!!